Social Icons

twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

Rabu, 20 Maret 2024

Berjuang atau bertarung


Pentas PAI Ke-9 Punya Cerita


Surabaya. Pelaksanaan Pentas PAI Kota Surabaya kategori sekolah dasar yang ke 9, kali ini memiliki cerita yang berbeda dari tahun ke tahun. Beberapa peserta tidak hanya berjuang meraih kemenangan, namun juga bertarung dengan tekad mereka. Terus maju atau menyerah. (20/03/24)


Acara yang digelar di Kantor Dinas Pendidikan Kota Surabaya, dengan 80 peserta dari delegasi tiap wilayah di Surabaya Pusat, Surabaya Utara, Surabaya Timur, Surabaya Selatan, dan Surabaya Barat telah berjalan dengan lancar dan sukses. Di balik kesuksesan mereka terbesit cerita yang mungkin tidak akan pernah terhapus dalam ingatan. 


Salah satu peserta Lomba Patrol asal SDN Margorejo III yang berhasil meraih juara 2, membayarnya dengan darah. Bagian pemukul botol menjadi korban saat tampil. Botol yang dipukul sebagai alat musiknya seketika pecah. Namun peserta tersebut tidak mau berhenti atau membuang botol yang sudah pecah setengahnya. Terus saja memukul, berharap bisa beraksi hingga penampilan mereka berakhir. Sayangnya botol tersebut semakin pecah dan habis hingga mengenai peserta yang memegang.



Darah pun dibiarkan mengucur dari tangannya. Dan tetap bertahan hingga penampilan terakhir. Seakan rasa sakit tersebut mengalahkan keinginannya untuk membawa kemenangan sekolahnya. Sempat salah satu juri berkomentar, "Jelas saja pecah yang dipukul botol kaca dengan besi." 


Setelah diusut, bukan hal itu yang melatarbelakangi pecahnya botol. Sebab setiap latihan yang dipakai adalah botol tersebut, dan tidak pernah pecah. Lalu apa yang membuat botol tersebut pecah? Ternyata peserta lomba yang memiliki seporter terbanyak, hadir memberikan dukungan, sehingga salah satu peserta tersebut terlalu bersemangat, sehingga sekali pukul saja langsung pecah.


Beda lagi ceritanya dengan salah satu lomba yang kali pertama diadakan di Pentas PAI Kota Surabaya, Lomba Kaligrafi. Terlihat banyaknya hasil-hasil yang luar biasa,  sehingga membuat para juri kebingungan mencari pemenangnya. Tiga juri yang terdiri dari Sulaichan, Muhammad Al-Fitrah A dan M Hasan Al Faruqi terlihat begitu serius untuk memilih pemenang. Setelah melewati berbagai argument, maka terpilihlah Divani Arifatul sebagai juara 1, Raisya Amalia sebagai juara 2 dan Qyara Adzkia sebagai juara 3. 


Benar-benar Pentas PAI di hati. Dengan harapan,  para peserta Pentas PAI  tahun depan tetap ada, bersama berprestasi dan terus mencetak generasi emas berikutnya. (TimHumasSH)

Tidak ada komentar:

 
 
Blogger Templates