Petani Visioner Lahirkan GPAI Tunanetra Lulusan S2 London
Surabaya - Ada haru dan kebanggaan yang terpancar dari cerita Ust. Zainul Muttaqien, GPAI SLB YPAB Surabaya dari bis angkutan umum yang membawanya ke Surabaya usai menerima penghargaan sebagai Guru PAI Berdedikasi SLB yang diberikan oleh direktorat PAI pada hari guru Nasional 2021 di Jakarta yang diwawancarai by phone oleh humas KKG PAI Kota Surabaya, Rabu 1/12/2021
"Berawal dari musibah berakhir anugerah" begitulah ustadz Zainul mengawali kisah kesuksesan nya , "saya bersyukur terlahir dari pasangan petani yang visioner dan memiliki cita-cita tinggi agar kami anak-anak nya yang istimewa bisa bersekolah tinggi". Ujarnya
Kenakalan masa anak-anak bersama kakaknya bermain petasan di usianya yang masih belia (6 th) membuat mereka berdua kehilangan panca indera penglihatan sejak belum mengenal bangku sekolah, tak mematahkan semangat belajarnya namun malah menjadikan tantangan tersendiri yang dijawab nya melalui proses yang tidak mudah.
Imam Subaweh , ayahnya tak pernah patah semangat untuk mencarikan sekolah bagi dua putra kesayangannya hingga ke pelosok desa di Ponorogo tempat kelahiran mereka "maklumlah tahun 77 hingga 80 an tidak mudah mencari sekolah khusus anak tunanetra seperti kami". Lanjutnya
Pencarian pun dilanjutkan hingga keluar Ponorogo dan berakhir di Jogjakarta, dari sinilah perjuangan sesungguhnya dimulai karena mereka berdua harus tinggal di asrama yang jauh dari orang tua dan orang-orang terkasih yang selalu membantunya.
"Alhamdulillah kami lulus sekolah dasar dan mulai tertantang untuk melanjutkan ke sekolah menengah umum dan berhasil lulus dengan nilai terbaik ke dua se SMP Bondowulung dengan jumlah lima kelas paralel sehingga kami bisa melanjutkan ke SMAN 7 Jogjakarta". Terangnya
Di sekolah menengah atas inilah jiwa petualangan nya makin diuji dengan tantangan -tantangan kebisaan dan kebiasaan yang dimiliki teman-temannya di sekolah umum, diantaranya dengan bergabung di gruop band sekolah dan sukses memainkan gitar.
Suratmi, Ibunda tercinta tak henti melantunkan doa di sepertiga malam untuk putranya di rantau sehingga kesuksesan berikutnya yang sudah menanti Ustadz Zainul yaitu ia diterima menjadi mahasiswa di UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta jurusan Pendidikan Agama Islam, dan dilanjutkan S2 di Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) jurusan pendidikan luar biasa (PLB).
Sebuah anugerah luar biasa yang tak pernah ia bayangkan ditengah kebahagiaan nya ada banyak kesulitan yang sudah menantinya, tak adanya fasilitas bagi tunanetra seperti dirinya bukan yang utama namun budaya literasi yang seharusnya dilakukan mahasiswa pada umumnya tak bisa ia jalani.
"Dengan pertolongan Allah , saya dipertemukan dengan orang-orang yang baik. Mereka membantu mencarikan buku, membacakan, merekam dan saya dengarkan hingga paham dan ketika ujian saya harus mencari teman yang bisa menjadi penglihatan saya hingga saya bisa selesai kuliah dan di wisuda ". Katanya
Tak hanya sampai disini, cita-citanya untuk naik pesawat terbang membuatnya bertekad setelah lulus S2 "saya apply beasiswa untuk S3 dan alhamdulillah saya lolos seleksi dan melanjutkan pendidikan di London pada tahun 2010. Tapi, karena background saya cuma guru dan S3 dosen harus penelitian, dan lain-lain, kualifikasi saya kurang sesuai jadi saya di kasih S2 aja," pungkasnya.
Pengabdiannya menjadi guru PNS di SLBA YPAB Surabaya selama sembilan belas tahun telah menjadi profesi yang sangat diinginkan dengan segala keistimewaan yang ia miliki iapun bisa meraih cita-cita nya menuntut ilmu di luar negeri. ( Bunda Tri)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar