Social Icons

twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

Rabu, 01 Desember 2021

Kisah Nabi Musa as dan Nabi Harun as

 Kisah Nabi Musa as dan Nabi Harun as 



Surabaya - Pembelajaran via zoom di program belajar dari rumah bersama guruku di Jawa Pos TV live, kali ini menayangkan pengayaan kelas 4 dengan materi Meneladani Nabi Musa as dan Nabi Harun as bersama murid-murid SDN Kendangsari III/278 dan SDN Peneleh. (01/12/21)


Duo pemateri Ustad Maksum, M.Pd dan Ustad Mansur, M.Pd GPAI Surabaya tersebut dengan penampilan khususnya kembali menyapa anak-anak Surabaya, memberikan pembelajaran daring dan mengulas semua materi yang pernah diberikan. 


Dengan alunan Surah Al-Falaq yang merdu oleh Ustad Maksum dan kemudian dijelaskan secara bergantian oleh Ustad Mansur dengan begitu detail, sehingga pembelajaran yang pernah diberikan pada waktu lalu semakin dikuasai dalam sesi pengayaan kali ini.


Tak hanya materi Surah Al-Falaq saja yang diberikan, namun penyaji pun menjelaskan tentang bagaimana cara mengenal dan mendekatkan diri pada Allah, yaitu dengan cara mengenal alam semesta, melalui  Al-Qur'an dan juga Asmaul Husna, sehingga bisa sekaligus untuk menambah keimanan.


Setelah segmen pertama, penyaji membuka kesempatan tanya jawab sebagai cara ukur pemahaman siswanya. Dari ulasan kedua penyaji berharap siswa siswi yang belajar dari rumah bisa mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari.


Aku anak shaleh, segmen selanjutnya yang diberikan duo penyaji, jika ingin dikatakan menjadi anak sholeh harus berkata jujur, amanah, santun sehingga bisa menghargai orang lain, hormat dan patuh kepada orang tua dan guru. "Jika sudah bisa melakukan semuanya, maka Allah bisa menggolongkan menjadi anak yang shaleh." Ucap Ustad Mansur.


Thoharoh adalah salah satu cara untuk mensucikan diri, membersihkan diri. Sebagaimana yang dijelaskan oleh Ustad Maksum jika Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan membersihkan diri. 


Sehingga Allah pun menjadi cinta. Ketika beribadah kita bisa diterima Allah, syaratnya harus suci dan bersih dari hadas maupun najis. Hadas kecil dengan cara berwudhu atau tayamun dengan debu yang suci. Sedangkan hadas besar bisa mensucikan diri dengan mandi besar.


Pembagian najis dibagi tiga yaitu Muhafafah (ringan), Mutawasitah (sedang) dan Muhaladhoh (berat). Cara membersihkan pun berbeda. Contohnya najis ringan seperti air kencing  anak bayi yang masih menyusu dengan sekali siram. 


Najis ringan bisa dengan membuang kotoran makhluk hidup, darah atau nanah, baru membersihkan dengan air hingga bersih dan tidak ada bau apalagi bekasnya. Sedangkan membersihkan najis berat contohnya kotoran anjing, harus dibersihkan sebanyak tujuh kali dan satu kalinya harus dengan pasir. 


Segmen terakhir, duo penyaji mengajak meneladani sifat dan sikap dua nabi bersaudara yaitu Nabi Musa as dan Nabi Harun as di masa kepemimpinan Raja Fir'aun yang lalim, dolim dan mengaku menjadi Tuhan.  


Kisahnya sangatlah menarik, ketika duo ustad mengisahkan dengan bantuan gambar yang menarik. Sebagaimana perintah Raja Fir'aun yang bermimpi, kerajaannya telah dihancurkan oleh seorang pemuda dan karena penafsiran para nujumnya, maka semua bayi laki-laki harus dibunuh kala itu. 


Yukabat, Ibu Nabi Musa as pun diberi Ilham untuk menghanyutkan putranya agar selamat. Atas kehendak Allah, Nabi Musa as pun terselamatkan dan menjadi anak angkat Asiyah yang menemukannya merupakan istri dari Raja Fir'aun.


Setelah dewasa, Nabi Musa menjadi pemuda yang berani membela kebenaran meski telah diasuh oleh Raja Fir'aun namun tetap berda'wah kepada ayah angkat dan rakyatnya sesuai perintah Allah yang mengangkatnya menjadi seorang nabi. 


Hingga pertarungan antara Nabi Musa as dan para ahli nujumnya tak terelakkan, dengan mukjijat Nabi Musa as, tongkat yang berubah menjadi ular pun mampu mengalahkan semua ahli sihir Raja Fir'aun, sehingga mereka banyak yang beriman kepada Allah. 


Hal tersebut membuat Raja Fir'aun semakin marah hingga mengejar Nabi Musa as dan para pengikutnya sampai ke Laut Merah, sehingga akhirnya Raja Fir'aun pun ditenggelamkan Allah.


Nabi Harun as merupakan saudara dari Nabi Musa as. Nabi yang dipilih Allah atas permintaan Nabi Musa untuk mendampingi saudaranya saat berdakwah kepada Raja Fir'aun. Nabi Harun as yang pandai dalam tata bahasanya sehingga lugas dalam berdiplomasi. 


Selain itu, Nabi Harun merupakan nabi yang sopan dalam bertutur kata dalam mengajak kaumnya menyembah Allah meski selalu banyak penolakan. 


Tetap saja Nabi Harun tetap berupaya agar kaumnya tidak mengikuti Samirin yang menyembah patung sapi. Sifat dan sikap kedua nabi yang harus kita tauladani sebagai cerminan anak muslim yang taat pada perintah Allah. (TimHumasSH)

Tidak ada komentar:

 
 
Blogger Templates