Social Icons

twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

Jumat, 01 Oktober 2021

Belajar Kejujuran Dari Gadis Penjual Susu

 Belajar Kejujuran Dari Gadis Penjual Susu 



Surabaya - Program belajar PAI di rumah bersama guruku di Jawa Pos TV pagi ini mengusung materi tentang 'Aku Anak Shaleh' bersama Ustadz Miftahul Huda, S.Ag GPAI asal SDN Gunungsari III-531 yang telah mengajarkan tentang arti kejujuran dari seorang gadis penjual susu di masa kepemimpinan Kholifah Umar Bin Khatob secara live. (01/10/21)


Ditemani murid Beliau secara zoom dan semakin semangat dengan mengajak bertepuk tangan yang disebut tepuk anak shaleh sebelum menceritakan kisah penjual susu yang terkenal dengan kejujurannya. Dan hal tersebut dikisahkan dengan gambar yang menarik oleh penyaji. Contoh kejujuran yang dipelajari dari kisah si gadis penjual susu tersebut tetap mengajak berbuat jujur meskipun dalam kesulitan. 


Seperti halnya si gadis penjual susu, meski dagangannya tidak laku karena harganya terlalu mahal dengan bahan asli, sementara pedagang yang lain menjual dengan harga murah dengan bahan yang telah mencampur susu dagangannya dengan air. 


Ibu gadis penjual susu pun meminta anaknya untuk melakukan kecurangan yang sama dengan pedagang lainnya sehingga bisa menjual susu dagangannya lebih banyak dengan harga murah dan untung besar. Namun si gadis penjual susu tidak mau melakukan usul ibunya karena lebih takut pada hukuman Allah. Dan selalu taat pada pimpinan yang melarang perbuatan tersebut. Hal itu terdengar oleh Umar Bin Khotob ketika sidak tengah malam dan membuat takjub Khalifah. Kekaguman tersebut menjadi berkah untuk si gadis penjual susu yang dinikahkan oleh putra Umar karena sifat kejujurannya.


Selain materi kejujuran di atas, penyaji pun menerangkan tentang amanah yang dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW saat berdagang bersama pamannya di Negeri Syam, sehingga mendapat gelar Al-Amin. Materi pun berlanjut tentang hormat dan patuh pada orangtua dan  guru. Dengan menunjuk salah satu siswanya membaca doa untuk orangtua, terutama orangtua yang telah meninggal dunia. 


Di sesi terakhir, penyaji pun menerangkan bagaimana berbuat santun dan menghargai teman. Selain menerangkan dengan jelas pemateri pun memberikan contoh-contoh sifat terpuji tersebut sehingga murid bisa mengaplikasikan perilaku terpuji dalam kesehariannya. Pembelajaran terlihat lebih hidup ketika dibuka tanya jawab. (TimHumasSH)

Tidak ada komentar:

 
 
Blogger Templates