Social Icons

twitterfacebookgoogle pluslinkedinrss feedemail

Sabtu, 15 Juni 2024

GPAI yang harus menjadi fiil mudhori

 PPKB GPAI Batch 2



Surabaya. Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Angkatan 2. Batch 2 Guru Agama Islam Surabaya telah berlangsung di Hotel Arcadia, Jalan Rajawali 9-11 Kota Pahlawan. Diklat yang dimulai tanggal 15 dan berakhir tanggal 29 Juni 2024 tersebut mengenai tentang Profesional 3. (15/06/24)


Acara yang dihadiri oleh 186 peserta dari Guru Agama Islam seSurabaya merupakan tuntutan dari Kementerian Agama Islam, bahwasanya Guru Agama Islam harus selalu upgrade kemampuan profesi, sebagaimana sambutan Kepala Seksi Pendidikan Agama Islam (Kasi PAIS) Kementerian Agama Surabaya, H. Choirur Roziqin, S.Ag., M.Pd yang mengatakan, Guru Agama Islam harus selayaknya seperti profesinya, benar-benar profesional. Harus serba bisa dan serba siap. Siap menjadi apapun, dan siap melaksanakan apapun tugasnya. Serta memiliki kompetensi sosial yang tidak dimiliki guru lain. GPAI menjadi seperti Fiil Mudhari, GPAI yang Percaya Diri, Confidence dalam masyarakat. Sehingga GPAI wajib memperbaiki dan meningkatkan kemampuannya dalam pedagogik ataupun keilmuan lainnya.



Tidak hanya itu, Kepala Kementerian Agama Islam Kota Surabaya, Dr. H. Pardi, M.Pd.I yang juga memberikan pembinaan sekaligus membuka acara secara resmi, juga berpesan pada peserta yang hadir, bahwa GPAI jangan berhenti di sini. Harus terus meningkatkan kemampuannya, tidak semata-mata mendapatkan sertifikat saja. Maka dari itu harus mengikuti banyak pelatihan, jika perlu tidak cukup mengecam pendidikan di S1 atau pun S2 saja. Sehingga menjadi guru yang mampu menginspirasi, guru yang dirindukan, guru yang mampu membuat perubahan. Minimal menyenangkan murid. Membuat inovasi-inovasi yang bisa dikembangkan dalam pembelajaran. 


Hari pertama diklat bisa dikatakan sukses karena kerja keras panitia dan Pengurus KKG PAI Kota Surabaya yang saling bersinergi. Apalagi dibersamai dua pemateri yang sudah ahli dalam bidangnya, yaitu Ustadz Sugeng Setia Budi, S. Th.I dan Ustadzah Dwi Rahayu Rahmawati, S.Pd.I yang menuntun peserta diklat menghasilkan produk selama pelatihan, seperti membuat quiziz dan portofolio digital, yang nantinya peserta diklat wajib mengumpulkan di akhir pelatihannya. (TimHumasSH)

Tidak ada komentar:

 
 
Blogger Templates